PERISTIWA

Upacara Adat Seren.Taun Kembali Digelar

Bogor,Beritarilis.com            Upacara Adat Seren Taun Kembali Digelar  Kampung Budaya Sindang Barang 26 -3m0 /10

Kampung Budaya Sindangbarang terletak di kampung Sindangbarang, desa Pasir Eurih, kecamatan Tamansari, kabupaten Bogor

Di Kampung Budaya Sindangbarang terdapat 8 macam kesenian Sunda yang telah direvitalisasi dan dilestarikan oleh para penduduknya. Disini terdapat pula situs-situs purbakala peninggalan kerajaan Pajajaran berupa bukit-bukit berundak.

Di Sindangbarang setiap satu tahun sekali diselenggarkan upacara adat “Seren Taun” yaitu upacara ungkapan rasa syukur masyarakat terhadap Tuhan Yang Maha Esa atas hasil panen dan hasil bumi yang diperoleh pada tahun ini dan berharap hasil panen tahun depan akan lebih baik lagi.
Untuk melestarikan kesenian tradisional, Kampung Budaya Sindangbarang menyelenggarakan pelatihan tari dan gamelan untuk anak-anak muda secara gratis. Anak-anak muda yang telah mahir di bidang kesenian masing-masing maka akan dilibatkan dalam pementasan menyambut tamu yang tentunya akan menambah penghasilan untuk mereka sendiri. Untuk melestarikan situs-situs purbakala, dan di Sindang Barang teradapat 33 situs purbakala

Acara dihadiri oleh Deni Humaedi Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Bogor, Karyawan Faturahman Tokoh Budaya Kabupaten Bogor, Kepala Desa Pasir Eurih,  Kepala Desa Sirnagalih Babinsa,Bhabinkamtinmas, T.okoh Adat, Tokoh Agama  dan IPB Bogor, Universitas Trisakti Jakarta dan unsur terkait lainnya

Mewakili Panitia acara SEREN TAUN Kampung Budaya Sindang Barang Tahun ini Suryadi Falwah Manggala dan juga sebagai kulun jati/ pemangku agama dalam keterangannya kepada awak media mengatakan acara di gelar 4 hari yaitu dari tanggal 26 sampai dengan tanggal 30 adapun acaranya adalah Netepkeun, Munday, Ngembang, Ngala 7 Mata Cai, Ngangkat dan Santapan Rohani, Sedekah Kue, Pagelaran seni dan Wayang Golek dan Helaran Dongdang, dan hari ini minggu adalah hari terakhir atau puncak acaranya  yaitu acara di akhiri dengan acara majjikeun pare kana leuit (memasukan padi kedalam lumbung.)atau dalam bahasa sunda di sebut ngasupkeun pare kana leuiit,  Maksud diadakan acara ini adalah bentuk rasa syukur kita kepada Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rejeki yaitu dengan hasil panen dan hasil bumi yang melimpah di tahun ini, dengan harapan semoga hasil panen tahun yang akan datang menjadi lebih baik dan lebih melimpah dari tahun ini,sebetul acara seren taun biasa diadakan pada tiap bulan Muharam  yang bertepatan dengan tahun baru Islam, akibat dari dampak Covid 19 acara ini baru dapat dilaksanakan  dan tahun ini acara terlambat 3 bulan… tapi karena merasa ada panggilan dalam hati,walaupun terlambat tetap kami laksanakan, mudah mudah kedepannya acara seren taun ini bisa dilaksanakan seperti biasa yaitu di bulan Muharam. Pungkasnya

Sementara itu Kepala Dinas Kebudayaan dan Parawisata Kabupen Bogor Deni Humaedi AS, S.I.P, MM. Dalam keterangan mengatakan dirinya sangat mendukung acara Kebudayaan ini dan tentunya ini adalah salah cara melestarikan budaya sunda, tadi dengan adanya helaran ini  saya saksikan ada acara prosesi memasukan padi kedalam leuit/ lumbung  tari tarian helaran dongdang dan budaya ini hampir punah yang harus kita lestrikan . Acara ini juga sebagai ajang silaturahmi dengan pupuhu sesepuh atau para tokoh adat, dalam Kebudayaan Ada 4 strategi yang harus diperhatikan,Perlindungan, Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan, itu yang kami lakukan, dan untuk saat ini kami bekerjasama dengan IPB Bogor untuk pengembangan wisata di Kecamatan Tamansari. Tutupnya.(Mulyana)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *